Kamis, 22 Maret 2012

SOSIALISASI DAN PROMOSI

MENYONGSONG DA'WAH RAMADHAN 1433 H
Masjid Agung Pacitan


Mudir Pesantren Persatuan Islam Bangil, Luthfie Abdullah Ismail, Lc memimpin rombongan silaturahim ke Pacitan, Rabu (21/3/2012). Sekitar pukul 9.00 WIB Grand Max yang mengangkut Pak Zainal Abidin (driver), Mudir, Ustadz Bahauddin (Koordinator Da'wah), Ustadz Wildan Shalihy, Nur Adi Septanto, Ustadzah Fahimah K, dan Ustadzah Sakinah bergerak menuju Pacitan.

Agenda silaturahim ke kota kelahiran SBY, Pacitan sebagai langkah progresif untuk mempersiapkan Program Da'wah Ramadhan 1433 H. Nama Pacitan sendiri, konon berasal dari nama buah yang berkhasiat sebagai obat, yaitu Pace. Kemudian menjadi Pacetan, dan mudah disebut dengan nama Pacitan. Sebelum masuk Pacitan, rombongan sengaja singgah di Pesantren Nurul Quran (NQ) Nganjuk, pos Da'wah Ramadhan 1432 H lalu. Di Pesantren NQ Mudir beserta rombingan diterima Pak Sudarmaji selaku Mudir Pesantren NQ dan Pak Fuad (donatur NQ).

Bertemu Wabup Nganjuk
Acara siang itu, ba'da shalat Dzuhur dilakukan di rumah makan Nirwana, salah satu donatur Pesantren NQ. Pertemuan terlihat santai dan gayeng. Pembicaraan seputar kondisi kedua pesantren. Bagaimana pengelolaan dan strategi apa yang perlu dilakukan guna peningkatan kualitas dan kuantitas peserta didik. Alhamdulillah, dalam kesempatan itu pula rombongan sempat bertemu Wabup Nganjuk yang juga hendak makan siang.

Dari Nganjuk, rombongan langsung meluncur ke Pacitan melalui jalur Madiun - Ponorogo - Pacitan. Beberapa saat masuk wilayah Pacitan rombongan disuguhi pemandangan indah dan menawan. Gunung dan lembah yang begitu indah. Sungai mengalir berkelok-kelok. Namun perjalanan harus waspada. Sejumlah ruas jalan di sekitar Tegal Ombo, Pacitan nampak belum lama mengalami longsor. Sehingga pengendara yang melintas ruas Tegal Ombo perlu mengurangi kecepatan dan menambah kewaspadaan.
Bertemu Ketua MUI Pacitan di Masjid Agung Pacitan

Tiba di Pacitan kami langsung menuju rumah Bapak Kohari, salah seorang Pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pacitan. Kemudian kami diarahkan untuk menemui Ketua MUI Pacitan, Bapak Drs. Aris Masyhudi. Selain menjadi ketua MUI, beliau juga aktif mengajar di STIT Muhammadiyah Pacitan. Bertemu dengan Ketua MUI di Masjid Agung Pacitan, lalu bergeser ke rumah beliau yang berjarak 50 meter dari masjid. Usai berbincang tentang poin kedatangan ke Pacitan dalam rangka koordinasi da'wah, rombongan bergerak ke rumah ketua PDM Pacitan.

Di rumah Ketua PDM Bapak Muhammad Yasin rombongan juga membicarakan hal yang sama dengan ketua MUI tadi. Intinya segenap warga Muhammadiyah sangat berterimakasih mendapat perhatian dari Pesantren Persis Bangil. Dalam pertemuan pembuka itu Mudir melalui Koordinator Da'wah menyatakan rasa terimakasih dan permintaan maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Hadir dalam pertemuan itu selain Ketua PDM juga sekretaris PDM, Bapak Sarengat dan Bapak Kohari, Bidang Perwakafan.

Di rumah Ketua PDM Pacitan.
Terungkap bahwa Muhammadiyah Pacitan mempunyai 100 lembaga pendidikan dari PAUD, TK, SD/ MI, MTs/ SMP, SMA/ MA/ SMK, dan Sekolah Tinggi yang tersebar di seluruh Kabupaten Pacitan. Meski jumlah murid di tiap lembaga sangat bervariasi, kenyataan ini patut diapresiasi, agar Pesantren Persis Bangil siap menghadapi dinamika internal dan mampu bersaing dengan dinamika pendidikan di luar pesantren.

 
Rumah Bpk. Yazid, wali santri alumni.
Usai pertemuan di rumah ketua PDM, kami berpamitan untuk pulang. Meski kemudian masih singgah di rumah salah satu wali santri alumni untuk istirahat sejenak. Rombongan kembali meluncur pulang sekitar pukul 23.30 WIB, dan tiba di Bangil pukul 06.00 WIB dengan selamat. Amien.





Inisiator
"Akhirnya ke Pacitan juga", gumam Ustadz Wildan S.



1 komentar:

  1. Sebuah peradaban akan terus berkembang selama masih menerima perubahan untuk lbih baik dari luar. Pun dengan Pesantren, sebuah bentuk kerajaan kecil..

    BalasHapus

.