Tulisan ini mengangkat sepenggal kisah santri yang menimba ilmu di Pesantren Persatuan Islam Bangil. Semoga bisa menginspirasi pembaca.
Nabila Rahmani |
Nadya Farah Abadi |
Sedikit berbeda dengan pengalaman remaja asal Sumenep yang satu ini. Nadya Farah Abadi mengawali belajar di Pesantren Persis Putri Bangil ibarat perang. Hatinya berontak ingin belajar di SMP, sementara orang tua mengharuskan ke pesantren. Hal yang paling diingat saat pertama masuk ke pesantren ini adalah pesan orang tuanya, "Pokoknya harus di Bangil". Tidak ada koma. Untuk itu orang tuanya rela setiap pekan mengunjunginya, agar ia tetap betah belajar di pesantren.
Dengan segenap dukungan keluarga, akhirnya dua rermaja itu saat ini sudah diujung pendidikan. Selama lebih kurang 6 tahun dengan dinamika asrama, sekolah, dan teman begitu indah mereka rasakan. Suka dan duka sepanjang perjalanan membuat tali persaudaraan yang begitu lekat. Dan keduanya pun membuat mimpi selepas mereka menamatkan pendidikan di Pesantren, "Aku ingin menjadi muslimah intelek yang istiqamah", pungkasnya. Tentu teman-teman yang lain juga mengamini harapan itu.
Semoga kisah kecil dua remaja ini bermanfaat.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com