Kamis, 02 Februari 2012

HASIL LIPUTAN SANTRI

Classmeeting Perdana di Pesantren Persis Bangil

Classmeeting adalah perlombaan antar kelas yang dilaksanakan setelah ujian semester dan daur 1. Program classmeeting ini perdana dilakukan di Pesantren Persis Bangil. Biasanya, setelah ujian semester dan daur 1 dilaksanakan maka santri akan diliburkan. Namun, pada tahun ini ada terobosan baru agar waktu liburan ini jadi lebih bermanfaat bagi para santri.
Berbagai perlombaan dilaksanakan pada acara ini. Perlombaan yang digelar dalam acara ini antara lain: Islamic Olympiade, Typing Master, Public Speaking (English and Arabic), Collosal Calligraphic, Aerobic for Health, Cooking Master, Certificate Design, Drama Islami, dan Lomba Karya Ilmiah. Semua perlombaan ini dilaksanakan mulai hari Minggu (29/1) sampai dengan Kamis (2/2) di area asrama dan sekolah Pesantren Persis Bangil.


29 Januari 2012

Tepat pukul 08.00 WIB, para santri berkumpul di area gedung sekolah. Ada sedikitnya 3 perlombaan yang diadakan pada hari itu, diantaranya: Islamic Olympiade, Typing Master, dan Public Speking (English and Arabic). Perlombaan ini terbagi di 3 tempat yang berbeda. Islamic Olympiade diselenggarakan di aula, Typing Master diadakan di Laboratorium Komputer, dan Public speaking diadakan di masjid.
Acara Classmeeting ini memang terbilang anyar bagi santri Pesantren Persis Bangil. Para santri tersebar ke seluruh penjuru sekolah, ada yang berada di masjid, depan laboratorium komputer, di aula. Diantara mereka ada yang menjadi peserta perlombaan, dan sisanya sebagai suporter bagi kelasnya masing-masing. Mereka terlihat antusias dengan acara yang baru pertama kali diadakan pesantren. “Perdana, sih, jadi beda gitu kayaknya”, ujar Julfa, siswi kelas 5 IPA yang juga menjadi salah satu peserta Islamic Olympiade. Namun, ada juga diantara mereka yang kurang antusias.” Mending dananya dibuat perbaikan asrama, terus kita diliburin deh”, komentar santri kelas 5 IPA yang akrab dipanggil Pipit ini.
Tak lama kemudian, para peserta dikumpulkan di tempat lombanya masing-masing. Tak jauh beda dengan peserta, para suporter pun menyebar ke seluruh area perlombaan. Mereka menyebar di masjid, aula, dan di depan laboratorium komputer.

Perlombaan Public Speaking di masjid

            Berbagai persiapan pun dilakukan sebelum acara dimulai. Diantaranya ada yang menghapal sambil berjalan, melatih mimik muka, melambaikan tangan di depan kaca. “Deg deg-an, takut nanti di tengah-tengah pidato hafalanku hilang. Meskipun persiapannya dari kemarin tetep aja kurang”, kata Putri, peserta lomba pidato Bahasa Arab dari kelas 5 IPS. Di tengah para peserta lomba, ada pula kakak beradik yang sama-sama mengikuti lomba pidato bahasa inggris. Saat ditanya bagaimana perasaanya bersaing dengan adik sendiri, santri kelas 5 IPS yang lebih dikenal dengan nama Dilla ini menjawab dengan santai,” Biasa aja”.
            Tak lama kemudian, Fadhilah dan Nisa’ yang bertugas menjadi MC membuka acara ini. Disusul dengan lantunan ayat Al Qur’an yang dibacakan oleh Wahidah. Selanjutnya, pembacaan aturan perlombaan. Diantara peraturan perlombaan itu adalah urutan peserta yang maju diacak secara spontan tanpa pemberitahuan di awal acara. Peraturan tersebut membuat peserta semakin tegang dan gugup karena mereka tidak tahu kapan giliran mereka.
Iliya Hud, putri Ustadz Hud AM
            Acara inti pun dimulai. Kurang lebih 3 jam lomba pidato ini berlangsung. Para peserta satu per satu maju ke depan para penonton dan menampilkan kebolehan mereka.Tak sedikit peserta yang kaget saat nama mereka di panggil ke depan. Ada peserta mengusap-usap hidung, menggaruk-garuk kepala karena tiba-tiba lupa teks pidatonya padahal sebelumnya mereka hapal di luar kepala. Inilah demam panggung, menunjukkan bahwa tak mudah untuk maju di depan khalayak umum.
            Acara inti tersebut dilanjutkan dengan kesan dan pesan dari para juri, Ustadz Fatahillah dan Ustadzah Ema Farida. “That was grate!!! “ ujar Ustadz Fatah. “Saya saja belum tentu bisa melakukan seperti apa yang mereka lakukan”, ujar Ustadz Fatah lagi dalam bahasa Inggris. “They was very good!!!! Saya nggak tahu mereka itu dapet ilmu darimana, saya nggak pernah ngajarin buat public speaking kayak gini,, tapi ini bener-bener bagus”, begitulah jawab guru bahasa inggris yang akrab dipanggil Miss Ema ini. 

Perlombaan Islamic Olympiade di Aula A. Hassan

Pada waktu yang bersamaan, di lain tempat, tepatnya di Aula A. Hassan, Islamic Olympiade diadakan. Perlombaan bergengsi yang melibatkan kemampuan otak dan kecepatan ini paling banyak diminati oleh para suporter. Dalam lomba ini, Ust. Salam ditunjuk sebagai juri dan di bantu dengan beberapa Ustadzah dan santri. Lomba ini resmi dimulai setelahUstadzah Umi Kulsum Mebacakan peraturan mainnya.
Islamic Olympiade ini terdiri dari 3 babak. Dalam setiap babak akan diambil  beberapa tim yang mendapat nilai paling tinggi di tiap babaknya. Pada babak pertama, setiap tim diberi kertas yang berisi soal pilihan ganda. Soal-soal yang diujikan diantaranya tentang tajwid, tarikh, dan pengetahuan islam secara umum, mengingat tim yang maju terdiri dari kalangan senior sampai kalangan junior. Pada babak pertama ini, dari 12 tim yang ada akan dipilih 6 tim yang memperoleh skor terbanyak.
Setelah beberapa saat, tim mulai maju satu persatu mengumpulkan jawabannya kepada juri, kemudian keluar untuk beristirahat sambil menunggu pengumuman babak senjutnya. Selagi menunggu pengumuman tim yang lolos ke babak selanjutnya, para tim Islamic Olympiade menjadi suporter peserta Public Speaking.
Tak lama kemudian, panggilan untuk peserta Islamic Olympiade pun terdengar. Pengumuman tim yang lolos babak kedua. Tim yang berhak masuk pada babak kedua adalah delegasi dari kelas 4A, 3A, 4B, 2, dan 6A. “Seneng banget bisa lolos. Mudah-mudahan bisa sampai final”, ujar Julfa dan timnya dengan antusias.”Soalnya gampang kok, tadi aja hampir semua             soal bisa dijawab”, sambung Amalina dkk.
Babak kedua dimulai. kali ini lembar soal yang diberikan tidak mengandung unsur pilihan ganda. Soal essay, tapi jumlahnya tidak sebanyak soal pada babak pertama. Pada babak ini, kecepatan tim dalam mengumpulkan jawaban menjadi tambahan nilai tersendiri.
            Babak kedua ini juga menyisihkan separuh dari tim yang lolos babak pertama. Hanya ada 3 tim yang berhak lolos ke babak ketiga. tim yang beruntung dan berhak maju ke babak ketiga adalah 4A, 5A, dan 3A, termasuk diantaranya adalah tim Julfa dan tim Amalina.
Mereka yang berjaya di Islamic Olympiade
            Babak ketiga, babak yang paling mendebarkan pun dimulai. Dari raut mukanya, setiap tim berkeinginan untuk menang. Wajah-wajah serius terlihat jelas sekali disini, walaupun juga diselingi guyonan dari penonton maupun juri sendiri. Babak ketiga adalah babak rebutan. Setiap tim yang mampu menjawab pertanyaan harus segera memencet bel, walupun soal itu belum selesai. Babak ini berlangsung menegangkan, menegangkan untuk pihak tim yang bertanding maupun suporter yang ikut menyoraki delegasi kelas mereka. Ada pertanyan yang tak terjawab, ada pula pertanyan yang akhirnya dilempar ke para suporter.
            Satu persatu pertanyaan terjawab, Islamic Olympiade pun ditutup dengan pengumuman pemenang yang dibacaka oleh Ustadz Salam Rusyad sebagai juri. Posisi ketiga diduduki oleh kelas 3A dengan skor 635, kemudian kelas 5A menduduki tempat kedua dengan perolehan skor 685, Dan juara pertama diraih kelas 4A dengan skor tertinggi yaitu 790. “Nggak nyangka loh bisa menang, padahal kelas 5 itu hebat juga, cuma mereka tadi buru-buru manjawab dan salah, jadi nilainya smpat dikurangi.”, komentar Kamila Fairuz, salah satu delegasi kelas 4A.
          Para peserta terlihat puas dengan hasil perlombaan ini, begitu pula dengan para suporter yang puas dengan hasil kerja keras perwakilan kelas mereka.Namun, terlihat pula wajah kecewa dari peserta yang gagal menjadi juara. “Kecewa sih ada, tapi tetep seneng kok.Mungkin karena kita kurang persiapan kali, ya”ujar Qonita Avatsyar , wakil kelas 5B yang sudah gugur dari babak pertama.

Perlombaan Typing Master di Laboratorium Komputer
            Typing Master adalah lomba mengetik cepat. Lomba ini diadakan di Laboratorium Komputer, dan suporter hanya bisa mendukung sampai di depan pintu. Tidak jauh berbeda dari peserta lomba yang lain, peserta Typing Master pun juga melakukan persiapan sebelum lomba dimulai. “Iya nih, lagi pemanasan sebelum ngetik beneran, nggak ada persiapan sama sekali sih”,ujar santri kelas 3 Tsanawiyah.
            Typing Master ini terdiri dari 2 babak. Pada babak pertama ini para tim diwajibkan mengetik teks bahasa Indonesia sampai selesai. Penilaiannya tergantung dari kecepatan tim dalam mengetik dan kesalahannya.
Setelah lomba resmi dimulai, tak ada lagi suara selain suara keyboard dan teks yang dibaca untuk diketik. Setelah beberapa lama, kelas 6A keluar dari Laboratorium, disusul oleh kelas 5B, kemudian tim-tim yang lain pun menyusul
Peserta Typing Master
Tak lama, tim yang telah keluar tadi dipanggil kembali ke laboratorium komputer untuk mendengar hasil babak pertama. Pada babak pertama ini ada 6 tim yang lolos ke babak kedua yaitu: 6A, 5B, 2, 5A, 3A, dan 4A. “nggak nyangka bisa masuk, padahal awalnya nggak bergarap”, kata Ella Rahmi yang kemudian diiyakan oleh rekannya Anindya Rizky, wakil Kelas 5B.
Bagi peserta yang tidak loloske babak kedua, mereka tidak terlalu bersedih. ikut acara ini saja mereka sudah senang karena daoat berpartisipasi meramaikan acara itu. Walaupun ada sedikit kekecewaan, mereka tetap sportif, terbukti mereka masih mendukung peserta yang maju ke babak kedua.
Babak kedua sedikit berbeda dari babak pertama. Tiap tim diberi kertas yang berisi cerita dalam bahasa inggris. Berbeda dari aturan main babak pertama, babak kedua ini diberi durasi waktu untuk menyelesaikan teks yang diketik. Babak ini dinilai berdasarkan banyaknya kosakata yang dapat diketik oleh tim, dan jumlah kesalahan dalam pengetikan.
Tak lama, lomba pun usai dan diakhiri dengan pengumuman pemenang. Ustadz Khoirus Shouma duduk di depan dan membacakan pemenang lomba Typing master. Dan akhirnya lomba ini dimenangkan oleh delegsi 6A yaitu Nur Bayyinah-Ulihikmi, disusul oleh kelas 4A dan yang terakhir 3A.

Reporter: Bunga Sarah Defitra Arsa dan Mardhiyyah Al-Baihaqi
Foto oleh: Cahya Aisyah Sutomo.
Video oleh: Nuur Bayyina M.K.H. dan Faridah Nur Afifah
"Bravo Jurnalis Muda!"

4 komentar:

  1. Tingkatkan kemampuan menulis dengan banyak berlatih. Pasti bisa!

    BalasHapus
  2. Saya juga lagi mendalami ilmu jurnalistik ini. Walaupun hanya otodidak. hehehe

    salam perjuangan

    mantap sie. per-pub 2008

    http://iksada-ibad.blogspot.com//

    BalasHapus
  3. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus

.