Rabu, 30 Mei 2012

KUNJUNGAN FAI UMM

"Hubungan Pesantren Persis Bangil dan UMM Selama Ini Baik"

Hangat: Saiful Amin (UMM), Ustadz Luthfie A.I. (tengah), dan Ustadz Abdul Hadi (Dosen Tamu dari Jeddah)

Kalimat di atas terungkap oleh Saiful Amin, M. Ag saat memberikan sambutan dalam kunjungan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang ke Pesantren Persis Bangil, Ahad (27/5/2012) lalu. Mewakili Dekan FAI beliau menyampaikan rasa terimakasih atas segenap perhatian dan hubungan yang baik selama ini. "Alumni Pesantren Persis banyak yang melanjutkan di UMM, khususnya FAI", paparnya. Bertempat di Masjid Pesantren Putri, alumni Gontor itu ditemani sejumlah kolega. Salah satunya adalah Ustadz Abdul Hadi, seorang dosen tamu dari Jeddah, Saudi Arabia. 

Di kesempatan itu hadir Ketua Pengurus Yayasan Pesantren Persatuan Islam, Ustadz Umar Fanani, Mudir Pesantren Luthfie Abdullah Ismail, dan sejumlah pengurus dan asatidz serta ustadzaat. Selain itu santri juga hadir dalam acara silaturahim. Suasana begitu familiar dan komunikatif saat Ustadz Abdul Hadi menyampaikan sejumlah nasehat bagi para penuntut ilmu. Sesekali Ustadz yang telah tinggal di Indonesia selama 1 tahun, memberi pertanyaan kepada santri. Bagi yang mampu menjawab ada reward darinya.

Usai silaturahim di masjid Pesantren Persis Putri, rombongan FAI UMM diantar ke Pesantren Persis Putra. Di Pesantren yang didirikan A. Hassan itu tamu dari Malang juga menyampaikan ungkapan terimakasih. Sejumlah alumni Persis Bangil telah mengharumkan FAI-UMM. Para alumni Pesantren Persis Bangil diharapkan mewarnai keilmuan di kampus UMM.


Senada dengan kegiatan di Pesantren Putri. Ustadz Abdul Hadi pun memberikan motivasi. Model pendidikan yang diterapkan pada kesempatan itu tidak monoton ceramah. Beliau menyisipkan sejumlah metode pendidikan yang baik sekali. Ada dialog dua arah, memberi rangsangan dengan pertanyaan, dan yang membuat lebih komunikatif adanya reward atau hadiah bagi yang berani tampil atau bisa menjawab pertanyaan.

Tepat pukul 12.30 WIB rombongan meninggalkan Pesantren Persis Bangil setelah menunaikan shalat dzuhur berjamaah di masjid pesantren. Dengan iringan senyum dan ucapan salam, tamu dari Malang pamit kembali untuk melanjutkan tugas lainnya. Demikian pula para santri dan pengurus serta asatidz masing-masing melanjutkan aktivitas pendidikan Islam di lembaga yang mulia ini. Wallahu a'lam bis shawab. Faidza faraghta fanshab wa ila rabbika farghab.

Selasa, 29 Mei 2012

KEGIATAN SANTRI PUTRA


LOMBA PIDATO SANTRI PUTRA

Suasana Ahad malam (27/5/2012) dengan penerangan seadanya tidak menyurutkan semangat santri putra menyelenggarakan kegiatan. Bertempat di lapangan futsal Ketua Seksi Pendidikan dan Bahasa memberikan arahan tentang acara ini. “Semoga acara yang agak lama vakum ini bisa bermanfaat bagi kita”, ujar Muhammad Saifunnur. Santri asal Surabaya ini dengan segenap staf seksi PenBas (Pendidikan dan Bahasa) yakin bahwa acara ini bisa membangkitkan semangat santri.
Setelah beberapa waktu lalu digelar acara Class Meeting dan ada pula Bistik (Bisik-Bisik Jurnalistik) maka giliran P3P membuat acara spesial. Meski dengan penuh kesederhanaan, tak mengurangi semangat peserta lomba dalam menampilkan khutbahnya.

  Pada kesempatan itu sebagai juri lomba dipercayakan kepada Ustadzn Haqqi didampingi Ustadz Nur Adi Septanto. Dua juri ini memberikan sedikit komentar kepada setiap peserta usai menyampaikan orasinya.
            “Proses latihan khutbah ini sangat penting agar kita bisa belajar dari pengalaman”, kata Ustadz yang baru tahun lalu menyelesaikan pendidikan di Al-Azhar University of Cairo Egypt.
            “Semakin sering berlatih, maka semakin piawai menyampaikan khutbah”, ungkap Ustadz Nur Adi Septanto saat mengomentari penampilan santri kelas 1. Peserta yang tampil kala itu ada 19 santri. Masing-masing membawakan tema yang berbeda. Penampilan pertama ananda Shofly Hamka Syahputra. Aktif dan komunikatif itu yang menjadi ciri penampilannya.
            Usai seluruh peserta tampil, juri menyerahkan hasil penilaian kepada panitia. Panitia akan menentukan siapa yang memiliki kemampuan yang andal dalam kesempatan ini. Semoga di tahun-tahun mendatang kerja keras santri dalam menyelenggarakan kegiatan semacam ini mampu melahirkan kader da’i yang cakap dan profesional.  


M. Rizky Adam - Judul Ceramah: Tetes Darah Juang Jihad


Sabtu, 26 Mei 2012

PRESTASI UN 2012

HASIL UJIAN NASIONAL TAHUN 2012

Alhamdulillah. Dengan mengharap taufiq dan ridha Allah SWT kami sampaikan hasil Ujian Nasional MTs dan MA Persis 1 dan 2 dinyatakan :


LULUS 100% 


Semoga prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan untuk meraih terbaik di Kabupaten Pasuruan maupun di tingkat Propinsi Jawa Timur.

Sabtu, 19 Mei 2012

SIDANG UJIAN MAJLIS

SIDANG UJIAN MAJLIS 
Tahun Pelajaran 2012 

Pendidikan di Pesantren Persis Bangil menempuh waktu 6 tahun lamanya. Waktu tersebut ditempuh bagi  mereka yang masuk dari SD atau MI. Sementara mereka yang tamat SMP/ MTs akan masuk program Takhashus 1 tahun dan selanjutnya mengikuti jenjang 'Aliyah selama 3 tahun, totalnya 4 tahun. Nah, di akhir pendidikan santri mempunyai Tugas Akhir menyusun makalah.

Makalah ini ditujukan bagi sebuah pembelajaran menulis. Sebab para pendahulu pesantren ini juga jago-jago menulis semua. Karya-karya A. Hassan, Abdul Qadir Hassan, dan sejumlah alumni terdahulu menghiasi dunia keilmuan baik di Indonesia maupun manca negara. Semangat inilah yang harus dipertahankan sebagai usaha menjaga tradisi menulis di kalangan santri.

Presentasi Makalah
Judul tugas akhir dalam hal ini ditentukan oleh Tim Penguji Sidang Ujian Majlis pada awal Daur I. Sehingga santri bisa cukup leluasa mencari sumber data dalam penyusunan makalah dimaksud. Proses penyusunan diharapkan bisa semakin baik karena disamping waktu yang cukup longgar juga ada pembimbing makalah yang siap mengarahkan dan membantu.

Setiap judul atau tema makalah ditentukan pula kelompoknya. Satu tema dibahas oleh 5 santri. Harapannya masing-masing mampu saling bertukar pikiran, diskusi, dan saling melengkapi. Landasan yang digunakan mungkin sama. Namun jika masing-masing pembahas mengambil sudut pandang berbeda itu sah-sah saja. Yang terpenting bahwa metode pengambilan hukum harus sesuai dengan kaidah yang telah dipelajari.

Setelah makalah resmi dikumpulkan maka santri akan mempresentasikan dalam sebuah Sidang Ujian Majlis. Dengan menggunakan proyektor sebagai alat bantu presentasi santri menjelaskan makalah yang telah disusun. Sesudah presentasi dilanjutkan dengan munaqasyah atau pembahasan. Empat pijakan munaqasyah yaitu: Al-Quran wa 'ulumuhu; Al-Hadits wa 'ulumuhu, Al-'Arabiyyah wa 'ulumuha, serta Al-Maqalah. Penilian ini akan dimasukkan dalam ijazah sebagai nilai Al-Bahts.

 Dengan adanya makalah dan Sidang Ujian Majlis ini diharapkan mampu menjaga kualitas out put santri. Sebab, disamping pengalaman menulis yang mereka lakukan, wawasan dalam persidangan juga sebagai salah satu alat untuk mengukur standar kemampuan santri. Bagaimana ia menguasai materi dasar sampai aplikasinya.


Rabu, 16 Mei 2012

KEGIATAN JURNALISTIK

"BISTIK"
Bisik-Bisik Jurnalistik


Serius: Paparan narasumber
Isitilah BISTIK (Bisik-Bisik Jurnalistik) merupakan reka-reka panitia agar acara ini lebih berkesan santai, tapi tetap bermanfaat. Karena pesertanya beberapa waktu yang lalu sibuk dengan ujian dan segenap persiapan lainnya. Kemasan acara yang dialogis dan friendly memang dibuat agar santri tidak merasakan kejenuhan. Kegiatan jurnalistik memang asyik. Keasyikan itu dirasakan santri pada Ahad (13/5/2012). Santri kelas 6 dan kelas 3 diberi kesempatan untuk mengikuti acara ini di ruang perpustakaan. "Apa gaya penulisan jurnalistik dengan buku ada perbedaan?", tanya Adnin Zahir salah satu peserta kelas 6.

Reward: Ikuti jejaknya
Dalam suasana familiar, narasumber yang juga editor buku penerbit Al-Kautsar memberikan jawaban yang sangat baik. "Jelas ada bedanya. Karena gaya tulisan jurnalistik sifatnya berita. Baik pemberitaan langsung atau tidak langsung. Untuk itu, antara gaya penulisan buku dengan wartawan punya ciri khas masing-masing. Adapun buku cenderung banyak penjelasan. Sementara gaya jurnalis singkat dan padat", ungkapnya.

 

Dialogis: Tunjukkan karyamu
Artawijaya dalam paparannya mengungkapkan sejumlah tantangan media massa Islam masa kini. Alumni Pesantren Persis Putra 1997 ini menjabarkan bagaimana umat Islam harus bangkit membangun jaringan media Islam yang kuat. Langkah-langkahnya dibangun dari basis kekuatan Islam di Pesantren. "Kultur menulis di Pesantren Persis Bangil harus dijaga. Karena para pendahulu kita sangat produktif dalam menulis", tutur penulis buku Jaringan Yahudi Internasional di Indonesia.

Fotografi: Serius, menghasilkan
Mantan wartawan majalah Islam Sabili dalam "BISTIK" berdampingan dengan Muhammad Yusuf Shaleh, Lc, mahasiswa S2 Universitas Muhammadiyah Malang sebagai moderator. Narasumber kedua adalah Haqqi 'Hakey' Mahfudz, alumni Al-Azhar University of Cairo, Egypt dengan materi Dasar-Dasar Fotografi Jurnalistik. Di sesi akhir, narasumber memberi reward bagi salah seorang peserta yang sanggup menjawab pertanyaan dengan benar. Alhasil, Adnin Zahir mendapat hadiah sebuah buku karya Artawijaya.

Acara serupa juga dilaksanakan di Pesantren Persis Putri. Materi yang disajikan juga tidak berbeda. Hanya saja peserta yang ikut serta tentu dari kalangan santri putri dan beberapa pengurus asrama. Ruang perpustakaan menjadi saksi diselenggarakannya BISTIK. Paparan dasar-dasar fotografi membuat santri antusias menyimaknya. Maklum, sajian foto-foto yang ditampilkan dan penjelasannya full colour.

Reward: Mana karyamu?
Kontributor media online voa al-islam.com menyajikan pula tips wawancara cerdas. "Ketika kita wawancara, maka kita harus tahu apa yang hendak ingin kita ketahui", katanya. Jangan sampai saat wawancara kita kebingungan lantaran tidak fokus terhadap apa yang hendak kita gali informasinya. Demikian pula dengan fotografi jurnalistik. Kalau hendak membidik tokoh, maka seutuhnya fokus terhadap obyek tertuju. Jangan sampai justru tokoh yang akan kita ambil gambarnya malah kelihatan separuh atau gambar tidak fokus.

Tradisi di Pesantren Persis Bangil yang lekat dengan menulis sejatinya tidak lahir begitu saja. Mereka yang telah berkarya boleh dibilang memiliki fokus yang kuat. Kesungguhan dalam menekuni dunia tulis menulis memberikan pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya konsisten dalam beramal. "Dan santri-santri pesantren diberikan bekal dasar-dasar semacam ini agar mereka sanggup mengembangkan ketika sudah terjun di masyarakat", kata salah seorang ustadz yang enggan disebut namanya.
Reward: Semoga bermanfaat

Suasana hujan yang menyejukkan mendukung acara berlangsung dengan nyaman. Angin yang berembus sesekali membawa hawa air hujan ke dalam ruangan. Dan di akhir acara, narasumber memberikan hadiah 2 buah buku karyanya. "Alhamdulillah, santri-santri kita antusias. Tinggal dilanjutkan kegiatan mereka yang konkret dengan dunia tulis menulis", pesannya.

.